TorqueTechno - Pada waktu tes pramusim MotoGP beberapa waktu lalu, Honda mengikuti Ducati dalam penggunaan swing arm berbahan serat karbon, Swing arm karbon saat ini sedang dikembangkan terutama setelah populernya penggunaan rem karbon, Aprilia yang pernah menggunakan swing arm karbon di kelas 250 cc juga sedang mencoba untuk digunakan di di Aprilia RS-GP.
Swing arm karbon tentunya akan menjadi lumrah di MotoGP, tapi sebenarnya apa sih keunggulannya di bandingkan dengan swing arm berbahan alumunium?
Direktur Teknologi MotoGP, Corrado Cecchinelli, menjelaskan dengan rinci semua info terkait swing arm tersebut seperti dikutip dari Crash.net. Checcinelli pernah bekerja di parbikan motor Piaggio dan Ducati tentunya penjelasannya akan sangat mewakili kekepoan kita tentang swing arm berbahan karbon ini, mengingat ia kompeten di bidangnya.
Saat Ducati mulai memakai swing arm berbahan karbon, Checcinelli menjabat wakil Direktur Ducati Corse kala itu.
"Serat karbon material yang sangat cocok dengan permukaan lebar, bukan komponen kecil. Jadi bagiku sangat cocok digunakan jadi swing arm, juga karena swing arm didesain untuk kaku," kata Cecchinelli.
Selain kaku, swing arm haruslah kuat dan ringan.
"Hampir semua swing arm akan lebih ringan jika dibuat dari serat karbon dibanding alumunium," tambahnya. Jika swing arm berbahan alumunium dipaksakan dibuat kaku, bakal mudah pecah dan patah.
Itulah kekurangan alumunium yang segera ditutup oleh bahan serat karbon.
Ada yang bilang bahwa swing arm karbon jauh lebih mahal dibanding alumunium, itu benar tapi tak sepenuhnya benar. Memang sih, jika hanya membuat satu buah swing arm, bahan karbon lebih mahal dibanding alumunium.
Tapi Cecchinelli menjelaskan jika swing arm alumunium dibuat untuk sangat kaku, dia bakal mudah patah dan akhirnya dalam semusim butuh banyak swing arm. Sedangkan swing arm karbon bisa dibilang lebih awet dan tidak mudah patah, makanya tidak selalu bisa dikatakan karbon lebih mahal.
Kekurangan lainnya adalah masalah keselamatan.
"Bukan karena serat karbon tidak aman, tapi karena setelah crash memungkinkan swing arm karbon lebih sulit dianalisis masalahnya," tambah Cecchinelli. Swing arm karbon harus diteliti dengan sinar X untuk penyelidikan cukup dalam setelah crash, tidak seperti alumunium yang langsung bisa dilihat di trek atau di box. Selain itu, swing arm karbon lebih rentan hancur menjadi potongan kecil jika ada kecelakan besar. Jika alumunium mudah patah jika dipaksakan kaku, serat karbon lebih mudah hancur.
Lalu mengapa tidak semua tim MotoGP menggunakan swing arm berbahan serat karbon?
Beberapa tim saat ini masih puas dengan batas kekakuan swing arm alumunium mereka dan hasilnya masih bisa diterima.
"Intinya: sulit didesain, sulit diproduksi, bisa repot kalau kena crash parah. Sementara teknologi konvensional menggunakan alumunium masih bisa diterima hasilnya, karena masih dominan digunakan sampai saat ini," sambung Cecchinelli.
Berikut tabel plus dan minus swing arm material karbon
KELEBIHAN:
> Lebih kaku dibanding alumunium sehingga lebih bagus untuk balapan.
> Tidak mudah patah seperti alumunium.
> Untuk jangka panjang, biayanya lebih murah asalkan nggak crash parah atau hancur.
> Lebih ringan daripada alumunium.
KEKURANGAN:
> Untuk membuat satu buah swing arm, biayanya cukup mahal.
> Lebih mudah hancur menjadi potongan kecil.
> Sulit didesain, sulit dibuat.
danke,...
Comments